Kecerdasan Buatan Bukanlah Musuh Kecerdasan Manusia

Kemajuan teknologi di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) kini menjadi semakin canggih dan semakin meluas hingga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Artificial Intelligence telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai sektor, termasuk dalam sektor Pendidikan, kesehatan, pengambilan keputusan, hingga pengembangan aplikasi kecerdasan buatan yang mendukung kehidupan sehari-hari seperti asisten virtual. Namun, dibalik kemajuan AI yang pesat ini, ada kekhawatiran yang muncul mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreativitas manusia.

Dalam era digital yang semakin maju ini, Artificial Intelligence telah mencapai tingkat kemajuan yang dapat memungkinkan mesin dan komputer mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan waktu cepat dan daya analitis tinggi yang sebelumnya hanya dapat dikerjakan oleh manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah kemajuan teknologi di bidang Artificial Intelligence ini dapat mengurangi kemampuan manusia untuk berpikir kritis dan kreatif atau apakah Artificial Intelligence bisa menjadi alat yang dapat memperkuat kemampuan manusia untuk berpikir kritis dan kreatif?

Hadirnya kecerdasan buatan saat ini telah memberikan bantuan yang signifikan dalam mempercepat dan meningkatkan produktivitas manusia. Akan tetapi dampak dari kemajuan kecerdasan buatan ini juga dapat bernilai negatif terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreativitas manusia jika disalahgunakan. Penyalahgunaan ini terjadi karena cara kerja yang disajikan dari kecerdasan buatan yang tidak memerlukan waktu lama sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai sektor. 

Namun, kemampuan kecerdasan buatan untuk menyelesaikan tugas dengan cepat dapat mengurangi interaksi antar manusia sehingga dapat menurunkan pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Penyalahgunaan penggunaan AI juga dapat menyebabkan kurangnya kesadaran dan literasi digital yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan untuk mengkritisi, memilih, dan menggunakan AI secara tepat dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Penggunaan AI yang tepat seharusnya dijadikan sebagai alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, bukan menjadikannya sebagai pengganti otak manusia secara keseluruhan. Peran manusia dalam mengemban pengetahuan dan keterampilan yang unik tetap harus dipertahankan dan menjadi aspek penting dalam menghadapi perubahan di era digital ini. Sehingga, kolaborasi yang baik antara manusia dan AI dapat menciptakan hasil yang lebih maksimal, solusi yang lebih efektif dan inovatif dalam menghadapi tantangan di berbagai bidang tanpa mengurangi kemampuan berpikir dan kreativitas manusia.


Nur Afifah Uswatun Khasanah

Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Teknik Informatika, Politeknik Harapan Bersama

23 April 2024 - 10:49:18 WIB   0
Artikel Mahasiswa   Politeknik Harapan Bersama   Prodi D-4 Teknik Informatika  

Share:

Tinggalkan Komentar

Email dan No. HP tidak akan kami publikasikan

Info Penerimaan Mahasiswa