Malakah : Konsep Kualitas Pengetahuan Berdasarkan Nilai Keislaman

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah konsep pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dan mahasiswa dalam menentukan jalannya proses pembelajaran. Beberapa poin penting dalam konsep MBKM antara lain adalah fleksibilitas kurikulum, metode pembelajaran yang bervariasi, pemilihan jalur pendidikan,  kemitraan dengan dunia industri. Konsep MBKM terus berkembang dan diimplementasikan dalam berbagai tingkat pendidikan di Indonesia. Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, relevan, dan memberdayakan bagi mahasiswa. Merdeka belajar memiliki kaitan erat dengan pedagogik dosen dan kualitas pengetahuan (knowledge quality) karena dalam pendekatan pembelajarannya mendorong dosen untuk mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih responsif dan inklusif serta pengembangan kualitas pengetahuan, pemilihan materi pembelajaran yang sesuai serta adanya evaluasi dan umpan balik. Dosen yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bidang yang diajarkan cenderung memiliki pedagogik yang lebih baik, dan sebaliknya. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk memastikan bahwa dosen memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dengan baik, serta memberikan pelatihan dan dukungan yang dibutuhkan agar dosen dapat mengembangkan pedagogik yang efektif. 

Dalam konteks MBKM, manajemen pengetahuan (knowledge management) dapat digunakan untuk memfasilitasi pertukaran sumber daya pendidikan, praktik terbaik, dan metode pengajaran inovatif antara pendidik dan siswa. Pedagogik dosen mengacu pada pendekatan pedagogi dosen atau pendidik. Penting bagi dosen untuk mengadopsi pendekatan pedagogi yang mendukung pembelajaran mandiri, berpikir kritis, dan pembelajaran kolaboratif, selaras dengan prinsip-prinsip kebijakan. Integrasi manajemen pengetahuan dan pendekatan pedagogi dapat meningkatkan implementasi MBKM dengan mengedepankan budaya pembelajaran berkelanjutan, kolaborasi, dan inovasi dalam pendidikan.


Manajemen pengetahuan telah dipelajari secara ekstensif di tingkat organisasi, hanya ada diskusi terbatas tentang kepentingannya di tingkat individu. Sangat penting untuk menyadari bahwa manajemen pengetahuan individu memainkan peran penting dalam kualitas pengetahuan  secara keseluruhan. Namun, penelitian kualitas pengetahuan saat ini hanya berfokus pada hubungan horizontal, mengabaikan hubungan vertikal. Konsep knowledge quality dan prakteknya serta kebijakan terkait manajemen pengetahuan yang paling utama adalah kepemilikan mindset bahwa pengetahuan anugerah dari pemilik ilmu yaitu Allah SWT, yang didasari nilai keimanan dan pengabdian kepada Allah SWT. disinilah perlunya mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam ilmu pengetahuan umum, sehingga lahirlah ilmu pengetahuan utuh yang sarat dengan nilai-nilai religius yang memberikan kemudahan, manfaat dan ketenangan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Dalam kajian literatur tentang pengembangan human capital untuk meningkatkan kompetensinya tidak mengintegrasikan sistemnya dengan urusan agama untuk menghasilkan pekerja yang lebih baik dan tidak mengakui aspek spiritual seorang pekerja. Di sisi lain, pengembangan human capital dalam Islam bertujuan mensinergikan keduanya karena model yang saat ini lebih berfokus pada keuntungan ekonomi suatu organisasi.

Ibn Khaldun (1332-1406 M) adalah seorang sejarawan dan ulama Islam yang terkenal dan disegani di berbagai bidang seperti politik, sosial, ekonomi dan pendidikan menjadi dasar berbagai referensi kaum intelektual hingga saat ini. Karyanya yang terkenal dan terus dilihat oleh banyak orang sebagai karya luar biasa di mana ia berhasil mempelajari dan menganalisis kondisi pergaulan manusia Muslim yaitu Kitab Muqaddimah yang merupakan jilid pertama dari tujuh jilid kitab al-I'bar. Melalui kitab inilah nama Ibn Khaldun tersohor ke seluruh dunia. Konsep Malakah menurut Ibnu Khaldun dalam Kitab Mukaddimah diartikan sebagai “satu sifat yang berurat berakar, sebagai proses mengerjakan sesuatu berulang kali, sehingga hasil dalam bentuk pekerjaan itu dengan kokoh tertanam dalam jiwa”. Dalam kaitannya dengan proses Malakah berarti satu tingkat pencapaian (achievement) dari penguasaan suatu materi keilmuan, keterampilan, dan sikap tertentu yang diperoleh dari hasil berproses secara intens, bersungguh-sungguh dan sistematis. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari penelitian yang dilakukan penulis yaitu menghasilkan sebuah sebuah konsep baru “Malakah Knowledge Quality (MKQ)”, sebagai salah satu penentu peningkatan kinerja sumber daya manusia khususnya dosen yang dilandasi pada praktek Manajemen pengetahuan berdasar pada nilai keislaman (islamic value). MKQ sangat penting dimiliki oleh pengajar karena dalam setiap proses baik proses perolehan dan implementasi pengetahuan selalu dikaitkan dengan ketaatan dan keimanan kepada pemilik ilmu yaitu Allah SWT. Temuan penelitian studi ini yaitu dapat melengkapi literatur di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya pada human capital dan Manajemen pengetahuan dengan pengembangan makna dan pengukuran sebuah konsep baru yaitu Malakah Knowledge Quality. MKQ didefinisikan sebagai kualitas proses perolehan dan proses implementasi pengetahuan yang melibatkan aspek kognitif dan afektif individu dilandasi nilai keimanan. 

Para profesional dapat menggunakan temuan ini sebagai dasar untuk merancang dan mengembangkan praktek manajemen pengetahuan, khususnya pada kualitas proses penciptaan dan implementasi pengetahuan. Studi ini merupakan upaya pertama untuk mengkaji dan mengukur proses kualitas perolehan dan implementasi pengetahuan yang melibatkan aspek kognitif dan afektif individu dilandasi nilai-nilai religius.


Hesti Widianti

Dosen Politeknik Harapan Bersama

Mahasiswa PDIM Universitas Islam Sultan Agung 

09 Januari 2024 - 16:45:42 WIB   0
Politeknik Harapan Bersama   Prodi D-3 Akuntansi  

Share:

Tinggalkan Komentar

Email dan No. HP tidak akan kami publikasikan

Info Penerimaan Mahasiswa